Penulis: Abdul Rokhim [email protected]

Artikel ini merupakan tugas mata kuliah Kajian Pedagogi yang diampu oleh Dr. Rulam Ahmadi, M.Pd

Prodi Magister Pendidikan Bahasa Inggris, Pascasarjana Unisma Malang

Pentas Mandiri 1 berjudul Punokawan Sinau oleh Sanggar Cakrawala MTs NU Pakis,2022

Pentas mandiri merupakan salah satu metode pendidikan yang dapat digunakan untuk mengembangkan potensi siswa sekaligus memperkuat karakter mereka. Pentas ini memberikan ruang bagi siswa untuk menampilkan keterampilan, bakat atau hasil karya mereka secara mandiri, baik di bidang seni, olahraga, sains, maupun lainnya. Selain menjadi ajang apresiasi, pentas mandiri juga memiliki dampak positif dalam membentuk karakter siswa.

Kegiatan ini dilaksanakan setahun sekali oleh Sanggar Cakrawala MTs NU Pakis yang berlokasi di desa Bunut Wetan kecamatan Pakis Kabupaten Malang. Melalui kegiatan pentas mandiri ini diharapkan potensi dan bakat siswa bermunculan baik di bidang bermain peran, musik, dan bidang seni lainnya. Selain menumbuhkan kepercayaan diri dan karakter yang kuat, kegiatan ini juga menambah kebersamaan dan kerjasama antar siswa pada semua jenjang.

“Pilihan musik yang tepat dan peran aktor yang kuat akan membawa kesan tersendiri bagi penonton. Saya selalu menekankan pada anak-anak bahwa alunan gamelan yang dimainkan dan alur cerita yang disuguhkan harus seirama dan senada sehingga semuanya menyatu. Cerita, tokoh, musik pengiring harus sefrekuensi. Jika sudah begitu, sebuah pertunjukan akan menjadi epic dan layak untuk ditonton.” Ungkap Abdul Rokhim, Pembina 1 dari Sanggar Cakrawala MTs NU Pakis.

Suasana Pentas Mandiri 2 berjudul Roro Jonggrang oleh Sanggar Cakrawarala MTs NU Pakis.

Berdiri pada tahun 2021, Sanggar Cakrawala telah melakukan pentas mandiri sebanyak 3 (tiga) kali. Di tahun 2022 pentas mandiri berjudul Punokawan Sinau. Lalu pada tahun 2023 pentas mandiri berjudul Roro Jonggrang dan di tahun 2024 berjudul Calonarang. “Pada pentas yang kedua yakni Roro Jonggrang panitia mulai menyediakan tiket untuk penonton dan bermain 2 (dua) kali dengan penonton yang berbeda. Lalu di pentas yang ketiga tiket terjual habis dan bermain 3 (tiga) kali dalam 2 (dua) hari.” Lanjut Ana Niastutri pembina 2 Sanggar Cakrawala MTs NU Pakis.

Pada pentas mandiri ini siswa bertanggung jawab atas segala persiapannya, seperti menentukan konsep, mengatur jadwal latihan, hingga memastikan pelaksanaan berjalan lancar. Guru atau pendamping berperan sebagai fasilitator yang memberikan arahan dan bimbingan. Melalui pentas mandiri, siswa dapat mengembangkan berbagai aspek karakter.

Kemandirian dalam pengambilan keputusan, perencanaan kegiatan, dan menghadapi tantangan. Proses ini membantu mereka mengasah kemampuan problem-solving dan manajemen waktu. Keberanian tampil di depan publik membutuhkan effort yang besar. Pentas mandiri juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk melatih kepercayaan diri mereka sekaligus mengatasi rasa takut atau gugup saat berada di depan orang banyak.

Pentas mandiri mengajarkan pentingnya kerja sama dan komunikasi. Siswa belajar untuk saling mendukung, berbagi peran, dan menyelesaikan konflik yang mungkin muncul. Siswa didorong untuk berpikir kreatif, baik dalam konsep maupun pelaksanaannya. Kreativitas ini tidak hanya bermanfaat dalam dunia seni, tetapi juga dalam menyelesaikan masalah di kehidupan sehari-hari.

Pentas Mandiri 3 berjudul Calonarang oleh Sanggar Cakrawala MTs NU Pakis, 2024

Melalui kegiatan ini, siswa belajar untuk bertanggung jawab terhadap tugas dan peran yang mereka emban. Mereka juga belajar bahwa hasil yang baik membutuhkan usaha yang sungguh-sungguh. Butuh waktu dua sampai tiga bulan untuk siswa mempersiapkan sebuah pementasan. Baik dari segi musik, naskah, tokoh-tokoh, dan semua yang terlibat dalam pementasan itu. Untuk mengoptimalkan manfaat dari pentas mandiri itu, pihak madrasah bekerja sama dengan seniman, warga sekitar dan wali siswa agar acara berjalan dengan lancar.