Malang, mtsnupakis.sch.id. (Jumat, 22 Agustus 2022) – Sebagaimana kita ketahui bersama, Madrasah adalah lembaga pendidikan formal yang juga memberikan sajian pendidikan agama di dalamnya. Tidak se-sekuler sekolah umum, namun juga tidak sedalam pondok pesantren dalam pembelajaran agama. Madrasah menggabungkan dua sisi pendidikan di atas sehingga sering kali menjadi pilihan bagi orang tua yang bukan hanya ingin menyekolahkan anaknya, namun juga mempelajari ilmu agama namun masih belum mampu menempatkan di pondok pesantren. Dalam hal ini akhirnya banyak madrasah menggelorakan slogan “Sekolah Sak Ngajine” termasuk juga MTs NU Pakis.
MTs NU Pakis secara lebih khusus menggunakan metode An-Nashr untuk melangsungkan pembelajaran mengaji setiap harinya. Terhitung sejak tahun 2019, MTs NU Pakis mulai menggunakan metode yang juga menitik pada pemahaman terhadap terjemahan Al-Quran ini. Setiap hari, siswa belajar membaca al-quran dan menghafalkan terjemahannya dibimbing para asatidz/ah sesuai dengan tingkatan masing-masing.
“Kegiatan mengaji di MTs tidak menggebyah uyah kemampuan baca siswa terhadap huruf hijaiyah. Masing-masing akan dibimbing sesuai tingkatan kemampuan bacanya dengan kelompok kecil sehingga terpantau dan tidak memaksa siswa”
Ucap Ustadzah Syifaul yang menjadi Ka.Bid. Ubudiyah di MTs NU Pakis.
Seiring berjalannya waktu, tim Ubudiyah MTs NU Pakis setelah berkoordinasi dengan Kepala Madrasah akhirnya di tahun ini memulai tantangan baru yakni menerapkan terjemahan bahasa Inggris di metode An-Nashr tadi. Sebagai project pilot, beberapa siswa terpilih selama hampir 2 bulan ini diberi pembinaan tambahan metode An-Nashr dengan terjemahan bahasa Inggris.
“Selama dua bulan ini alhamdulillah kami sudah bisa istiqamah bersama dengan anak-anak menjalankan pilot project An-Nashr terjemahan bahasa Inggris ini. Jadi setelah seluruh siswa selesai mengaji menggunakan metode an-nashr, kurang lebih sekitar satu kelas siswa kami kumpulkan untuk melanjutkan mengaji dengan terjemahan bahasa Inggris” terang ustadzah Ana yang selama dua bulan ini bersama suami, Ustadz Abdul Rokhim mendampingi kegiatan ini.
“Semoga kami bisa istiqamah seterusnya dan program baik ini bisa berkembang lebih baik lagi” Pungkas Ustadz Rokhim mengakhiri perbincangan.
Kontributor : Rifqy Ulinnuha