MALANG, MTs NU Pakis.Sch.id – (16/07/2022)

Perundungan atau Bullying adalah peristiwa yang wajib dicegah sedini mungkin, karena berdampak buruk pada korban dan pelaku. Peristiwa kekerasan ini bisa terjadi mulai jenjang sekolah dasar hingga menengah.

Dikutip dari situs Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemenpppa), perundungan adalah segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja. Pelaku adalah satu atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa.

Kekerasan yang dilakukan terhadap orang lain ini dilakukan terus menerus dengan tujuan menyakiti. Bullying dapat dilakukan antar peserta didik, guru, peserta didik kepada guru, atau sebaliknya.

Dalam rangka melakukan kegiatan pencegahan prilaku perundungan, MTs NU Pakis dalam rangkaian kegiatan MATSAMA-nya sesuai dengan edaran Kementrian Agama memasukkan materi “Kesetaraan dan Anti Diskriminasi” dalam sajian materi pengenalan dan permainan khusus untuk mencegah kegiatan perundungan di kalangan siswa barunya terutama.

Rifqy Ulinnuha, pengisi materi “Kesetaraan dan Anti Diskriminasi” pada MATSAMA MTs NU Pakis tahun ini menyebutkan bahwa dalam pencegahan perundungan, salah satu aspek paling penting adalah mengupayakan siswa saling mengenal satu sama lain sehingga muncul rasa pertemanan yang lebih kuat.

“Mengenal orang lain dan bukan hanya sekedar tahu, tetapi lebih dalam lagi, setidaknya sekilas tentang latar belakangnya adalah salah satu tindakan yang dapat mencegah terjadinya perundungan,” jelasnya. Menurut Rifqy, kecil kemungkinan kita melakukan tindakan perundungan atau diskriminasi bila kita setidaknya lebih mengenal dan berteman dengan orang lain dari latar belakang yang berbeda.

Oleh karenanya dalam kegiatan MATSAMA ini, memberikan kegiatan yang mengarahkan siswa baru untuk saling mengenal satu dengan yang lain dan memberi pengalaman mereka untuk berkolaborasi satu sama lain adalah Langkah yang tepat untuk tujuan tersebut.

Pria yang juga menjadi pengajar IPS di MTs NU Pakis itu juga menambahkan “Meskipun kegiatan kali ini belum bisa maksimal karena keterbatasan waktu juga, saya akan terapkan model permainan serupa dalam pembelajaran untuk siswa, sehingga upaya pencegahan perundungan di kalangan siswa dapat berjalan lebih maksimal.”