Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raajiun

MTs NU Pakis dan masyarakat Bunut Wetan berkabung, karena pada hari minggu kemarin (04 September 2022), berita duka datang dari keluarga bapak Abah Imam Roeslan, seorang tokoh asli Bunut Wetan yang memiliki sejarah kuat dengan MTs NU Pakis. Sebagai gambaran kedekatan batin Abah Ruslan dengan MTs NU Pakis, beliau adalah salah seorang pantia dalam pendirian lembaga pendidikan Al-Hidayat (sekitar 1960-an) yang di dalamnya terdapat TK Muslimat 04 Al-Hidayat, MI Al-Hidayat dan MTs NU Pakis. Salah satu putra beliau, Ust. Saiful Islam, S. Pd. bahkan dulu sempat menjabat sebagai kepala MTs NU Pakis di tahun 1976-1984. Salah seorang menantu beliau, Ust. Nasai, S. Pd. juga sampai sekarang masih mengajar aktif di MTs NU Pakis.

Ya, anda tidak salah kalau berpikir, putranya saja menjabat kepala madrasah sebelum tahun 2000, beliau usia berapa sebenarnya?

Bapak ibu guru MTs NU Pakis sempat berdialog cukup Panjang dengan Ust. Saiful ketika melayat ke rumah duka pada hari senin kemarin. Setelah melakukan tahlil dan doa bersama, Ust. Saiful sempat memberikan keterangan tentang usia Abah Ruslan yang sebenarnya tahun ini hampir genap 122 tahun!

Benar, 122 tahun! Abah Ruslan memang kelahiran tahun 1900. Bila dihitung-hitung, berarti beliau sebenarnya sepantaran dengan Bapak Proklamator Indonesia yang lahir di tahun 1901. Tak salah juga kalau kita sebut beliau sebagai Sang Pelaku Sejarah. “Sebenarnya sebentar lagi abah akan menginjak usia 122 tahun, sebuah usia yang sangat panjang untuk manusia di generasi kita.” Terang Ust. Saiful dalam kesempatan itu.

Guru-Guru MTs NU Pakis berfoto bersama Abah Imam Roeslan saat Idul Fitri 1443 H.

Ust. Saiful menyampaikan juga bahwa salah satu hal yang paling kuat yang dapat dipetik dari kehidupan abah selama satu abad lebih adalah keistiqomahan dalam ibadah. “Sampai hampir tutup usia, sebelum sakit sebelum akhir hayat, shalat fardlu 5 waktu bahkan shalat jumat pun beliau masih melaksanakan,” tutur Ust. Saiful. Masyarakat bunut pastinya akan kehilangan suara khas beliau memimpin jamaah shalat jumat membaca surat Al-Fatihah bersama mengakhiri wiridan selepas shalat.

“Dalam kesempatan ini, kami sekeluarga mewakili Abah menyampaikan permohonan maaf apabila ada salah ucapan maupun tindakan abah. Kami juga minta bantuan doa untuk abah, semoga segala amal dan perjuangan beliau diterima sebagai amal shalih, juga mendapat tempat yang terbaik di sisi Allah,” Ucap Ust. Saiful dalam kabung. Beliau berharap kejadian ini menjadi pengingat kita tentang maut, bahwa manusia tidak tahu sampai mana batas umurnya dan bagaimana pentingnya mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa dengan menjaga iman dan amal kita.

Kontributor : Rifqy Ulinnuha